
Berawal dari tatapan singkat kedua bola mata indah itu, mengarah tepat menuju tepi hati kemudian dengan lembut berlabuh di ujung palung. rasanya bergetar seperti terguncang gempa 9.1 skala richter seperti di Aceh tahun 2004 silam, disusul oleh gelombang Tsunami yang menelan segala isi pikiranku saat itu hingga menerobos batas tepi, meruntuhkan segala kegelisahan dan kehampaan mendalam tentang cinta selama 5 tahun terakhir didalamnya. Disaat bersamaan, sisa-sisa reruntuhan itu terus berjuang melawan desir ombak ketidakpastian yang mencoba kembali ke asalnya dan membawa sisa sisa reruntuhan itu. ketika...