Bridge merupakan salah satu fiture dari mikrotik
yang mana adalah untuk menghubungkan dua segmen network terpisah
bersama-sama dalam suatu protokol sendiri. Paket yang diforward
berdasarkan alamat ethernet, bukan IP address (seperti halnya router).
Karena forwarding paket dilaksanakan pada layer 2, maka semua protokol
dapat melalui sebuah bridge.
Sebagai contoh, sobat mempunyai sebuah
jaringan lokal 192.168.0.0/24 gateway ke sebuah modem ADSL yang juga
sebagai router dengan ip local 192.168.1.1. Sobat juga ingin membuat proxy server
dan mikrotik sebagai bandwidth management untuk seluruh client.
Sekarang kita mencari posisi perangkat mikrotik untuk diposisikan,
apakah diantara hub/switch dangan gateway/modem? ataukah pada posisi
lain.
Setting bridge mikrotik sendiri
merupakan jembatan antara 2 buah jaringan lokal, jadi topologinya bisa
saya gambarkan sebagai berikut :
Internet ——– Modem ——– Mikrotik ——–Hub/Swicth ——– Client
Mari kita mencoba setting mikrotik sebagai bridge dengan dasar topologi diatas :
- Masuk ke sistem mikrotik melalui winbox
- Menambahkan interface bridge.
Klik menu interface kemudian klik tanda + selanjutnya pilih bridge
- Memberi nama interface bridge, misalnya sobat beri nama bridge1.
- Selanjutnya dengan menambahkan interface ether local dan public pada interface. Klik menu IP > Bridge > Ports, kemudian klik tanda + untuk menambahkan rule baru. Buat 2 buah rule untuk interface local dan public.
- Langkah selanjutnya adalah memberi IP Address untuk interface bridge. Klik menu IP kemudian klik tanda + untuk menambahkan IP interface yang tadi kita buat, sebagai contoh kita beri alamat 192.168.0.100, kemudian pilih interface bridge1.
- Setelah langkah-langkah diatas dilakukan dengan benar maka mikrotik sudah bertindak sebagai bridge dan juga dapat diremote dari jaringan arah local maupun arah public. Semoga artikel kali ini bermanfaat. Wassalam
0 comments:
Post a Comment